Pencarian
Latest topics
Cerbung dari sahabat kita
segala macam turitorial , pengetahuan dan artikel menarik yang sedang marak diperbincangkan :: Artikel :: hiburan
Halaman 1 dari 1
Cerbung dari sahabat kita
Cerita ini adalah cerita karangan fiksi belaka yang dibuat menurut apa yang ada di imajiasiku. Dan tokoh-tokoh yang akan berperan di sini adalah finalis-finalis idola cilik 2 serta para pihak-pihak yang terkait dalam idola cilik. Selamat membaca!
Salam manis dari penulis yang manis,
Michiko Jamilah Frizdew
“Pengundian bikin tegang”
Ini adalah sebuah cerita, anak-anak yang mulai memasuki dunia pra-remaja. Mereka sudah mulai mengenal apa arti cinta itu, walaupun hanya buat iseng-iseng doang. Ini bermulai dari sebuah kejadian yang menimpa Oik dan Cakka di kelas 5.
Pada hari itu, adalah hari dimana akan diadakannya pengundian oleh wali kelas 5 untuk mencari pasangan-pasangan yang akan berduet dalam rangka mengisi acara perpisahan anak-anak kelas 6.
Dalam sebuah kotak sudah ada kertas-kertas yang berisikan 3 nama anak perempuan yang menjadi nominasi. Nominasi tersebut adalah Rahmi, Oik, dan Agni. Dan di sebuah kotak lainnya, juga sudah ada 5 kertas berbungkus pipet yang mereka akan dipasangkan dengan anak perempuan lainnya. Mereka adalah Obiet, Debo, Cakka, Patton, dan Irsyad.
Pengundian pun dimulai. Bu Winda selaku wali kelas 5, mengambil sebuah nama yang ada di kotak nama perempuan. Bu Winda tersenyum melihat kertas yang dipegangnya itu, dan ia meletakkan kertas tersebut di meja sambil berkata, “Hoho, kira-kira siapa ya yang akan berduet dengan anak perempuan yang sudah ibu dapatkan namanya ini?”. Semua anak kelihatan gelisah dan tak sabaran, apalagi yang menjadi nominasi mereka jadi h2c (harap-harap cemas). “Patton, kamu bisa bantu ibu untuk mengambil satu kertas dari kotak ini kan?” pinta bu Winda dengan gaya menegangkan. Patton mengangguk yang bertandakan “ia”.
Pengambilan satu pasangan pun sudah usai. Bu Winda kembali memerintahkan Patton untuk membacakan satu nama perempuan dan laki-laki yang ada di kertas tersebut. “Oik,” kata Patton, dan agak gugup untuk membuka kertas selanjutnya. “Ngggggg….. Oik akan berpasangan dengan…. Obiet,” kata Patton sambil menghembuskan nafasnya dengan kuat.
Semua anak bersorak, dan berkata “cieeeeeeeeeeeeeeeeeeeee, au au au”. Dulu gossipnya Obiet itu pernah suka sama Oik, karena Oik selalu bantuin Obiet kalau lagi kesusahan. Si Obiet ngungkapin perasaannya secara tertulis dengan menggunakan sepucuk surat, tapi surat itu belum berhak dibilang surat cinta deh. Gara-gara Obiet ngungkapin isi hatinya itu, eh si Oik jadi ngurangin kedekatan persahabatan dia dengan si Obiet lagi. Obiet jadi merasa gak enak hati, dan sampai sekarang mereka jadi diam-diaman.
“Wew, kayaknya bakalan ada sejarah yang terukir lagi nih antara Obiet sama kamu Ik,” goda Agni sambil menyenggol Oik. “Wew juga nih, aku kan cuma sahabatan sama Obiet, Ag!” kata Oik, ingin lari dari pembicaraan dan ikut-ikut berkata seperti Agni. Kalau Obiet kayaknya senang berpasangan dengan Oik. Lain halnya dengan Cakka, ia terbakar api cemburu, karena Cakka merasa dialah yang akan berpasangan dengan Oik. Tau gak? Sebenarnya Oik ini suka sama Cakka, tapi karena gak ada lihat tanda-tandanya dia jadi ragu deh. Padahal Cakka juga ngerasain hal yang sama, Cakka nya aja yang gak bisa nunjukin perasaannya sama Oik.
Di sudut kelas adalah tempat duduk Rahmi dan Debo, mereka pun ngobrol di sela-sela kekhawatiran semua anak-anak. “Aduh, nama selanjutnya bakalan dibacain nih, aku jadi gak sanggup hidup hari ini, but aci akut ati,” Rahmi ngeyel dan berbicara seperti anak balita yang artinya, masih takut mati. “Rahmi kamu nyantai aja, mudah-mudahan aja nama kita bareng dipanggilnya,” canda Debo menggoda Rahmi berusaha menjadi cool yang membuat muka Rahmi jadi merah.
“Bu, pengundiannya jangan buat kita penasaran dong!” usul Irsyad dan anak-anak yang lain juga ikut-ikutan setuju dan berkata “ia”. “Oke, ibu setuju nanti ibu akan buat kalian jadi semakin penasaran,” Kata Bu Winda yang sebenarnya menyetujui usul Irsyad. “Nah, kalau pengundian yang ini cowok dengan cowok juga,” kata Bu Winda sebelum mengambil nama di kertas. Bu Winda mengaduk-ngaduk, mengocok-ngocok kotak yang ada nama anak laki-laki nya. “Sudah keluar, hap ini dia dua nama telah diambil, dan mereka adalah…..”. “Adalah… Irsyad dan Cakka”. Semuanya pun bertepuk tangan sambil memandang Cakka dan Irsyad. Tapi, kayaknya Irsyad ngerasain hal yang aneh dengan Cakka. “Bro, nyantai aja lagi walaupun loe gak bisa duet sama Oik, gue tetap dukung loe kok!” kata Irsyad berusaha kembali menyemangatkan hidup Cakka yang sebelumnya lesu dan membuat Cakka tidak berpikiran Obiet sahabat mereka itu akan berkhianat.
Kembali ke pengundian. Kini giliran Debo untuk mengambil kertas di kotak nama cewek. Ketika membuka ia melihat… Rahmi ingin melihat tapi Debo menjauhi badan dan kertasnya dari Rahmi. “Epzss… Kamu gak boleh lihat dong ini kan rahasia perusahaan,” Debo lebay. “Ah lebay kamu, cepetan buka kertasnya aku udah Dag Dig Dug Deg Dong nih,” kata Rahmi lebih lebay lagi. “Siapa Debo kertas yang ada di tangan kamu itu?” tanya Bu Winda yang sekarang berbalik menjadi penasaran. “Aggggg….,” Debo berusaha membuat kalau yang ada di kertas itu Agni. “Rahmi bu!” jawab Debo simple. “Ih kamu tuh iseng banget sih Debo!” kata Rahmi. “Ye… siapa yang iseng, memang itu bacanya er ara tambah h, em imi bacanya Rahmi khan!”
Karena Debo mengambil kertas yang namanya ada Rahmi, maka selanjutnya Rahmi yang akan mengambil kertas nama anak cowok. Setelah membuka dan mebaca nama yang ada di kertas Rahmi mengeluh, “Aduh!”. “Kenapa Rahmi?” tanya Oik yang duduk di depan Rahmi dan Debo. “Gak tau! Kamu baca aja sendiri nama siapa tuh!,” Rahmi menyuruh Oik untuk membaca kertas tersebut. Oik dan Agni pun membaca bersama. “Aduh!”. “DEBO!”. “Yeeeeeeesssssssssssssssssssssss, makasih-makasih semuanya, tanpa membuang waktu-waktu saya Debo akan berusaha sekuat tenaga dan setulus hati untuk latihan bersama Rahmi dalam rangka…”. Melihat gaya Debo yang super duper lebabay buanget, Rahmi memotong pidato pak RT tersebut. “Ih LEBAY degh, udah-udah!”.
Setelah nama semua dibacakan nama Patton dan Agni yang tersisa. Berarti itu artinya Patton dan Agni akan berduet nantinya. Dan berakhirlah pengundian ini, dan anak-anak pun kembali belajar dengan pelajaran matematika bersama Pak Dave yang akan masuk.
Kira - kira apa yang akan terjadi dengan perpisahan anak-anak kelas 6 seminggu lagi? Akankah Cakka masih bisa berduet dengan Oik? Akankah juga persahabatan Irsyad, Cakka, dan Obiet akan tetap erat? Penuh tanda tanya!
Bersambung….
SourCe:http://grupanaksd.blogspot.com/2009/05/cerita-bersambung-idola-cilik.html
Salam manis dari penulis yang manis,
Michiko Jamilah Frizdew
“Pengundian bikin tegang”
Ini adalah sebuah cerita, anak-anak yang mulai memasuki dunia pra-remaja. Mereka sudah mulai mengenal apa arti cinta itu, walaupun hanya buat iseng-iseng doang. Ini bermulai dari sebuah kejadian yang menimpa Oik dan Cakka di kelas 5.
Pada hari itu, adalah hari dimana akan diadakannya pengundian oleh wali kelas 5 untuk mencari pasangan-pasangan yang akan berduet dalam rangka mengisi acara perpisahan anak-anak kelas 6.
Dalam sebuah kotak sudah ada kertas-kertas yang berisikan 3 nama anak perempuan yang menjadi nominasi. Nominasi tersebut adalah Rahmi, Oik, dan Agni. Dan di sebuah kotak lainnya, juga sudah ada 5 kertas berbungkus pipet yang mereka akan dipasangkan dengan anak perempuan lainnya. Mereka adalah Obiet, Debo, Cakka, Patton, dan Irsyad.
Pengundian pun dimulai. Bu Winda selaku wali kelas 5, mengambil sebuah nama yang ada di kotak nama perempuan. Bu Winda tersenyum melihat kertas yang dipegangnya itu, dan ia meletakkan kertas tersebut di meja sambil berkata, “Hoho, kira-kira siapa ya yang akan berduet dengan anak perempuan yang sudah ibu dapatkan namanya ini?”. Semua anak kelihatan gelisah dan tak sabaran, apalagi yang menjadi nominasi mereka jadi h2c (harap-harap cemas). “Patton, kamu bisa bantu ibu untuk mengambil satu kertas dari kotak ini kan?” pinta bu Winda dengan gaya menegangkan. Patton mengangguk yang bertandakan “ia”.
Pengambilan satu pasangan pun sudah usai. Bu Winda kembali memerintahkan Patton untuk membacakan satu nama perempuan dan laki-laki yang ada di kertas tersebut. “Oik,” kata Patton, dan agak gugup untuk membuka kertas selanjutnya. “Ngggggg….. Oik akan berpasangan dengan…. Obiet,” kata Patton sambil menghembuskan nafasnya dengan kuat.
Semua anak bersorak, dan berkata “cieeeeeeeeeeeeeeeeeeeee, au au au”. Dulu gossipnya Obiet itu pernah suka sama Oik, karena Oik selalu bantuin Obiet kalau lagi kesusahan. Si Obiet ngungkapin perasaannya secara tertulis dengan menggunakan sepucuk surat, tapi surat itu belum berhak dibilang surat cinta deh. Gara-gara Obiet ngungkapin isi hatinya itu, eh si Oik jadi ngurangin kedekatan persahabatan dia dengan si Obiet lagi. Obiet jadi merasa gak enak hati, dan sampai sekarang mereka jadi diam-diaman.
“Wew, kayaknya bakalan ada sejarah yang terukir lagi nih antara Obiet sama kamu Ik,” goda Agni sambil menyenggol Oik. “Wew juga nih, aku kan cuma sahabatan sama Obiet, Ag!” kata Oik, ingin lari dari pembicaraan dan ikut-ikut berkata seperti Agni. Kalau Obiet kayaknya senang berpasangan dengan Oik. Lain halnya dengan Cakka, ia terbakar api cemburu, karena Cakka merasa dialah yang akan berpasangan dengan Oik. Tau gak? Sebenarnya Oik ini suka sama Cakka, tapi karena gak ada lihat tanda-tandanya dia jadi ragu deh. Padahal Cakka juga ngerasain hal yang sama, Cakka nya aja yang gak bisa nunjukin perasaannya sama Oik.
Di sudut kelas adalah tempat duduk Rahmi dan Debo, mereka pun ngobrol di sela-sela kekhawatiran semua anak-anak. “Aduh, nama selanjutnya bakalan dibacain nih, aku jadi gak sanggup hidup hari ini, but aci akut ati,” Rahmi ngeyel dan berbicara seperti anak balita yang artinya, masih takut mati. “Rahmi kamu nyantai aja, mudah-mudahan aja nama kita bareng dipanggilnya,” canda Debo menggoda Rahmi berusaha menjadi cool yang membuat muka Rahmi jadi merah.
“Bu, pengundiannya jangan buat kita penasaran dong!” usul Irsyad dan anak-anak yang lain juga ikut-ikutan setuju dan berkata “ia”. “Oke, ibu setuju nanti ibu akan buat kalian jadi semakin penasaran,” Kata Bu Winda yang sebenarnya menyetujui usul Irsyad. “Nah, kalau pengundian yang ini cowok dengan cowok juga,” kata Bu Winda sebelum mengambil nama di kertas. Bu Winda mengaduk-ngaduk, mengocok-ngocok kotak yang ada nama anak laki-laki nya. “Sudah keluar, hap ini dia dua nama telah diambil, dan mereka adalah…..”. “Adalah… Irsyad dan Cakka”. Semuanya pun bertepuk tangan sambil memandang Cakka dan Irsyad. Tapi, kayaknya Irsyad ngerasain hal yang aneh dengan Cakka. “Bro, nyantai aja lagi walaupun loe gak bisa duet sama Oik, gue tetap dukung loe kok!” kata Irsyad berusaha kembali menyemangatkan hidup Cakka yang sebelumnya lesu dan membuat Cakka tidak berpikiran Obiet sahabat mereka itu akan berkhianat.
Kembali ke pengundian. Kini giliran Debo untuk mengambil kertas di kotak nama cewek. Ketika membuka ia melihat… Rahmi ingin melihat tapi Debo menjauhi badan dan kertasnya dari Rahmi. “Epzss… Kamu gak boleh lihat dong ini kan rahasia perusahaan,” Debo lebay. “Ah lebay kamu, cepetan buka kertasnya aku udah Dag Dig Dug Deg Dong nih,” kata Rahmi lebih lebay lagi. “Siapa Debo kertas yang ada di tangan kamu itu?” tanya Bu Winda yang sekarang berbalik menjadi penasaran. “Aggggg….,” Debo berusaha membuat kalau yang ada di kertas itu Agni. “Rahmi bu!” jawab Debo simple. “Ih kamu tuh iseng banget sih Debo!” kata Rahmi. “Ye… siapa yang iseng, memang itu bacanya er ara tambah h, em imi bacanya Rahmi khan!”
Karena Debo mengambil kertas yang namanya ada Rahmi, maka selanjutnya Rahmi yang akan mengambil kertas nama anak cowok. Setelah membuka dan mebaca nama yang ada di kertas Rahmi mengeluh, “Aduh!”. “Kenapa Rahmi?” tanya Oik yang duduk di depan Rahmi dan Debo. “Gak tau! Kamu baca aja sendiri nama siapa tuh!,” Rahmi menyuruh Oik untuk membaca kertas tersebut. Oik dan Agni pun membaca bersama. “Aduh!”. “DEBO!”. “Yeeeeeeesssssssssssssssssssssss, makasih-makasih semuanya, tanpa membuang waktu-waktu saya Debo akan berusaha sekuat tenaga dan setulus hati untuk latihan bersama Rahmi dalam rangka…”. Melihat gaya Debo yang super duper lebabay buanget, Rahmi memotong pidato pak RT tersebut. “Ih LEBAY degh, udah-udah!”.
Setelah nama semua dibacakan nama Patton dan Agni yang tersisa. Berarti itu artinya Patton dan Agni akan berduet nantinya. Dan berakhirlah pengundian ini, dan anak-anak pun kembali belajar dengan pelajaran matematika bersama Pak Dave yang akan masuk.
Kira - kira apa yang akan terjadi dengan perpisahan anak-anak kelas 6 seminggu lagi? Akankah Cakka masih bisa berduet dengan Oik? Akankah juga persahabatan Irsyad, Cakka, dan Obiet akan tetap erat? Penuh tanda tanya!
Bersambung….
SourCe:http://grupanaksd.blogspot.com/2009/05/cerita-bersambung-idola-cilik.html
Similar topics
» cERPEN DARI SAHABT KITA
» CARA MEMBUAT KALKLULATOR VERSI KITA SENDIRI
» Cara MengUpload foto lebih dari 1 d facebook
» kelebihan dari berbisnis lewat google adwords
» CARA MEMBUAT KALKLULATOR VERSI KITA SENDIRI
» Cara MengUpload foto lebih dari 1 d facebook
» kelebihan dari berbisnis lewat google adwords
segala macam turitorial , pengetahuan dan artikel menarik yang sedang marak diperbincangkan :: Artikel :: hiburan
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
Sun Oct 09, 2011 8:30 pm by kavie
» IP Config yuk !!!
Sun Oct 09, 2011 3:22 am by kavie
» Untuk Penjualan: Blackberry 9800 Slider Obor dan iPhone Apple 4 32GB dan Nokia N8
Tue Dec 21, 2010 3:34 pm by maxismobilesdnbhd
» Untuk Penjualan: Blackberry 9800 Slider Obor dan iPhone Apple 4 32GB dan Nokia N8
Tue Dec 21, 2010 3:31 pm by maxismobilesdnbhd
» follow my blog
Fri Dec 10, 2010 6:32 pm by kavie
» apakah itu pendidikan Online?
Wed Nov 24, 2010 2:27 pm by master_of_forex
» VISI DAN MISI DUNIA BELAJAR
Wed Nov 24, 2010 1:24 pm by sonny
» Apple iPhone 4G 32GB
Wed Nov 24, 2010 1:13 pm by sonny
» Grafika Komputer dengan Visual Basic 6
Tue Nov 23, 2010 12:19 am by ridwan